Minggu, 16 Desember 2012

belajar khusyuk dari anak kecil

tadi maghrib melihat seorang anak kecil, sekitar 5-7 tahun, khusyuuuk sekali dalam shalatnya, saat takbir pelaan sekali gerakannya, setiap gerakannya lembuut, matanya terpejam kepalanya sedikit menunduk ke arah kiri, takjub sekali melihatnya, 
pada saat saya datang dia sudah shalat, dan saya pun ikut shalat disamping nya, ketika saya salam, dia masih shalat rakaat kedua, dan masih seperti itu, pelan dan khusyuk sekali
ah, jadi malu sendiri
terimakasih untuk pelajarannya dik :)

Sabtu, 01 Desember 2012

terputusnya munajat

di suatu kesempatan ada yang bertanya kepada Hasan Al-Bashri "Aku melakukan dosa, tapi tetap di limpahkan karunia"

beliau menjawab "Apa semalam kau menunaikan qiyamul lail?"
"tidak" ujarnya
"begitulah. Hukuman terberat atas maksiat, mungkin bukan terputusnya rezeki, tapi terputusnya munajat" jelas sang imam

karena nikmat mana lagi yang lebih nikmat selain saat diri ini sedang mesra-mesra nya dengan Allah, saat diri ini jauh dari maksiat #nasihatdiri


Sabtu, 24 November 2012

nasihat diri

Akan datang pada hari kiamat, satu kaum yang membawa kebaikan sebesar gunung uhud, maka Allah jadikan ia bulu beterbangan. Para sahabat bertanya, "apakah mereka itu muslim ya Rasulullah?" sebab sepaham mereka kekafiranlah yang menjadikan amal sia-sia. Jawab sang nabi mengejutkan, "mereka muslim, mereka shalat sebagaimana mereka shalat, mereka puasa sebagaimana kalian puasa, dan bahkan mereka menegakkan shalat malam. Akan tetapi, jika bersunyi bersama apa yang di larang Allah, mereka melanggarnya." (H.R Ath-Thabrani dan di shahihkan Al-Albani)

astaghfirullahaladzim, sungguh lemah diri ini akan kemaksiatan yang selalu dilakukan, bahkan masih terus dilakukan, sombong, riya, ujub, niat bukan karena Allah, ingin dipuji, kadang terlintas di pikiran diri, tapi selalu Engkau insyafkan dengan cara-cara Mu yang anggun sekali ya Rabb #nasihatdiri

Sabtu, 10 November 2012

sedekah - opick feat amanda



alangkah indah 
orang bersedekah
dekat dengan Allah
dekat dengan surga

takkan berkurang
harta yang bersedekah
akan bertambah
akan bertambah

Allah Maha Kaya
yang Maha Pemurah
yang akan mengganti
dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
yang Maha Perkasa
semoga kan membalas surga

oh indahnya
saling berbagi
saling memberi
karna Allah

oh indahnya
saling menjaga
saling mengasihi
karna Allah

Kamis, 08 November 2012

awesome !


listening all songs in noah's album, its awesome ! 
espescially "hidup untukmu, mati tanpamu"

Rabu, 24 Oktober 2012

policeman says

Policeman says "son you can't stay here"
I said "there's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year" ~

Senin, 03 September 2012

apa yang paling enak?

kau tahu apa yang paling enak dan selalu enak walaupun kita sedang sakit?
jawaban : teh buatan ibu 


Kamis, 30 Agustus 2012

sudahlah, Bhum !

"Gue yakin kalo lu jadi bintang iklan makanan, pasti laku keras Ren, karena orang-orang bakal ngiler ngeliat cara makan lo yang kayak macan betina belum makan 3 bulan tau, beringas tanpa ampun" ucap Bhumi sambil menikmati somai favorit mereka di stadion dekat rumah Renna
"haha, ini namanya pembalasan, penculik harus tanggung jawab, udah nyulik dan buat gue mewek" balas Renna yang tangannya tak berhenti memasukkan somai kedalam mulutnya

hari itu Renna belajar banyak tentang hidup, tentang makna syukur, penerimaan yang baik, belajar tentang kasih sayang Tuhan yang selama ini telah ia lupakan, belajar bahwa masih banyak yang kurang beruntung di pojok-pojok kota itu.

"eh Bhum, gimana kabar Dellila, masih bersandar di hati lu gak?heheheh" Renna terkekeh
Bhumi tersentak mendengarnya, sendok yang ia gunakan terasa amat berat , tangannya seakan-akan tak mampu untuk menggerakkannya sesenti pun, mulutnya berhenti mengunyah, kakinya seakan terpaku kedalam bumi paling dalam, ssemua terasa beku,kecuali ingatannya, ingatannya mencair mengarah ke gadis pujaannya, "gadis pukis" begitu julukannya, tapi perasaannya tidak sesederhana dulu, 2 tahun yang lalu tepatnya, setelah Dellila memutuskan untuk menerima lamaran dari teman nya, Iwan.

"dia udah dilamar Ren, sama temen gue, Iwan" Bhumi berusaha menjelaskan dengan senatural mungkin, tak ingin menampakkan raut suasana hatinya pada saat itu.
"emm..emm..maaf Bhum, gue..gue gak bermaksud...untuk..."
"mau nambah Ren? biasanya lo makan somai 3 piring, tenang gue yang traktir" ucap Bhumi sambil sedikit nyengir, berusaha memindahkan topik itu, mengikhlaskan ingatannya menari dilangit 2 tahun yang lalu
"wah, boleh, lu tau aja Bhum gue laper, bang, nambah 1 piring ya, gak pake saos" ucap Renna kepada uwak somai

mereka pun terdiam kembali, Renna merasa bersalah telah mengungkit tentang masa lalu Bhumi
"Cinta memang kayak hantu yah Ren, banyak sekali orang yang membicarakannya, tapi jarang sekali yang benar benar melihatnya, merasakannya. gue percaya ren, cinta sejati itu memang ada, ia datang pada waktu yang tepat, orang yang tepat. kalopun Dellila memang gak ditakdirkan buat gue, mau gue ngerayu dengan memindahkan gunung sekalipun dia tetep gak akan jadi jodoh gue, dan kalopun dia memang ditakdirkan buat gue, mau sebenci apapun gue dengan dia juga pasti suatu saat dia akan jadi jodoh gue, itu rahasia langit Ren, gue percaya itu Ren. " Ucap Bhumi

"lihat deh bintang itu Ren, walaupun ia jauh tapi justru itu yang membuatnya indah, begitupun dengan Dellila Ren, dia sosok yang begitu indah yang Tuhan ciptakan walaupun dari kejauhan sini" ucap Bhumi sambil tersenyum melihat Renna ikut melihat bintang disampingnya, Renna yang merasa dilihat refleks melihat ke Bhumi "haha, ternyata ada juga ya penculik yang bijak" ucap Renna sambil meninju lengan Bhumi
"ah, sial lu"

mereka kembali menikmati malam, hujan sore tadi membuat malam ini begitu cerah,
semoga kamu bahagia disana Dellila, salam untuk Lala ya ucap Bhumi dalam hati

sudahlah, Ren !

"woi ren, liat deh tampang lo, kusut gitu, sedih banget dari kemaren, kenapa sih?" ucap Bhumi sambil mengacak ngacak rambut Renna sahabatnya yang masih khusyuk melakukan ritual siangnya
"iiihh, apasih Bhumiii, lo tuh udah ganggu tidur siang gue tau, bonus hujan lagi, ini ritual penting bagi gue" jawab Renna sambil menarik kembali selimutnya

Bhumi beranjak berdiri menuju jendela kamar Renna, membuka horden "liat deh, hujan diluar, kalo diibaratkan awan itu adalah hati seseorang, gue yakin pas banget sama elu, lagi mendung"
Renna membalikkan badan membelakangi Bhumi, pura-pura gak denger

"Ren tau gak, lu perhatiin deh, baju yang selalu di rendem di air lama-lama bau nya gak enak, sama Ren, perasaan yang dipendem lama-lama juga bakal jadi penyakit sendiri nanti, yaaaahhh, kalau gak mau cerita ya gak papa sih, ke bawah aja deh, maen PS sama adek lo, Bagus" ucap Bhumi setengah berjalan menuju pintu kamar Renna, belum sempat Bhumi memegang gagang pintu sebuah bantal melayang kepadanya "Bhumiiii tegaaaaa" teriak Renna sambil melempar guling untuk yang kedua.

"eeehh, kenapa gak sekalian lempar aja tuh kasur, nanti gue bisa tidur disini, oya lengkap sama selimut ya" kata Bhumi sambil pasang kuda-kuda mengantisipasi Renna melakukan itu sungguhan.
Raut muka Renna kembali mengerucut, ah Bhumi tau persis apa yang membuat dia segalau itu, sampai-sampai 3 hari tidak masuk kuliah, siapa lagi kalau bukan gara-gara Huda, cowok basket incarannya yang sampai sekarang hanya menggantungkan hubungan mereka. maju tidak, mundur tidak.

"Huda lagi deket sama Devita, kemaren gue liat dia makan berdua di kantin kampus selepas Huda latihan basket, tapi hubungan gue sama dia gak berubah, kadang perhatian, kadang cuek, maunya apa sih " ucap Renna sambil merubah posisinya menjadi duduk melihat jendela, melihat hujan

Bhumi langsung beranjak mengambil jaket Renna di lemari nya, dan langsung menarik tangan Renna "yuk ikut gue Ren, gue mau nunjukin sesuatu buat lu"
"eh gue masih acak2an gini mau kemana gilee lu, ini namanya penculikan tau " ucap Renna bingung. ia masih memakai baju tidur bergambar hello kitty kebesaran kesayangannya, "udaah, ikut ajaaa, yuk" ucap Bhumi sambil memakaikan jaket dan menyeret Renna kedalam mobil

sampailah Bhumi di rumah kecil, didepannya hampir dipenuhi air akibat hujan, terlihat beberapa anak kecil keluar dari rumah itu sambil loncat-loncat sudah hapal mobil itu milik kak Bhumi yang sering bermain dan bercerita bersama mereka

"yuk turun" ucap Bhumi sambil nyengir . Renna masih bingung apa maksud penculikan sahabatnya itu, kenapa Bhumi membawa ia ke tempat seperti ini
"kak Bhumiiiii, kak Bhumiiii, ayooo maiiin, ayoo cerita lagi kak, kemarin kan ceritanya masih bersambung, aku penasaran sama cerita khidzan yang kakak ceritakan kemarin, ayoo kaak" teriak seorang bocah cilik sambil menggandeng tangan Bhumi setengah menarik ke dalam rumah
"iyaaa, sabaaarr, kakak bawa temen nih, dia jago sekali bercerita loh, kenalin nih namanya kak Renna" ucap Bhumi sambil menggeret Renna kedepan anak-anak yatim piatu tersebut.
"halooo kak Rennaaaa" sapa anak-anak
"yuk culik aja nih kak Renna nya kedalam, nanti kak Renna akan bercerita dongeng ya" kata Bhumi sambil meringis karena cubitan andalan Renna karena bingung akan cerita apa .
tanpa basa basi anak-anak langsung menarik Renna duduk dan membuat lingkaran menunggu Renna bercerita dongeng.

Bhumi tahu, Renna memang sangat pintar bercerita, Bhumi pun ikut mendengarkan Renna bercerita, rintik hujan seakan menjadi backsound yang syahdu untuk ceritanya, anak-anak serius mendengarkan, walaupun dengan baju hello kitty nya, dia tetap menjadi makhluk yang paling menarik perhatian saat itu. hujan sore itu pun berhenti perlahan, matahari senja menghempaskan siluet indah daun yang masih rindu akan belaian kasih sayang air hujan itu. mereka pun pulang, raut muka Renna mulai menyenangkan, setidaknya tidak seseram tadi

"lu tau kan Ren maksud gue ngajak lu kesitu tadi?" ucap Bhumi memecah keheningan sambil menyetir
Renna hanya diam tidak menjawab, ia masih menikmati suatu kebahagiaan, kebahagiaan sesungguhnya yang jarang sekali dia daptkan selama ini, kebahagiaan indahnya berbagi

"liat deh Ren, mereka semua gak punya orang tua, gak punya tempat tinggal, bahkan beberapa diantara mereka juga ada yang cacat tidak memiliki kaki, tapi mereka gak punya alasan untuk gak ngelanjutin hidup, mereka gak bisa memilih untuk memiliki orang tua, tempat tinggal, tapi mereka masih bisa memilih untuk mensyukuri hidup, memilih untuk tertawa, apa mereka punya alasan untuk memaki Tuhan? galau? lu bisa liat sendiri lah, mereka bisa tertawa bahagia hanya dengan dongeng, hanya dengan cerita, mereka gak minta macem-macem, sesederhana itu, sesederhana cerita lu tadi Ren" ucap Bhumi
dada Renna sesak mendengarnya, matanya mulai panas, seakan akan air yang membendung di matanya sudah ingin membanjiri pipinya

"Ren, seharusnya mereka yang lebih berhak galau dibanding lu, lu masih punya orang tua, rumah pun besar, paras lu cantik, tapi masa gara-gara seorang Huda playboy itu lu jadi galau" Bhumi menambahkan
lumer sudah air mata yang telah sekuat tenaga Renna bendung dari tadi, ia menoleh kearah jendela, seakan akan tidak mau tangisannya dilihat oleh Bhumi, sahabatnya itu
"kalo mau nangis, nangis aja Ren, tapi abis itu gak ada kata-kata "galau karena playboy basket" itu" ucap bhumi sambil menyodorkan tisu ke arahnya
"ma..ka..sih.. ya Bhumi..." ucap Renna sambil mencoba tersenyum ditengan isak tangisnya

suasanya kembali hening, jalan itu sepi, hanya ditemani radio dan sisa gerimis air hujan dan air mata Renna.

"eh, lu tuh memang sahabat gue paling nyebelin yaa Bhum, udah nyulik gue dari ritual siang gue, terus buat gue nangis lagii" ucap Renna sambil meninju lengan Bhumi
"haha, liat muka lu nangis sumpah jelek banget tau, hahahaha" tawa mereka meledak...
"gimana kalau kita makan somay wak di stadion? laper nih, nangis menghabiskan separuh tenaga gue, tapi tetep elu yang traktir, kan elu yang buat gue nangis !" ucap Renna
"ah, sial luuu"

Minggu, 26 Agustus 2012

hikmah subuh


Seperti biasa, pagi itu Bhumi sudah terjaga, menunggu panggilan paling syahdu dari rumah Allah, sayup sayup terdengar alunan panggilan yang menyejukkan siapapun yang mendengarnya, langit pun akan diam khusyuk, ayam pun tak berani lancing berkokok, tapi lihatlah banyak manusia yang acuh, padahal jika mereka tahu akan manfaatnya dengan merangkak pun mereka akan rela, 

Tapi ada yang aneh, adzan masjid dekat rumah belum juga berkumandang, “ah yasudah, aku saja yang azan” pikir bhumi sambil memakai baju koko putih lebaran nya.

Hari ini hari pertama setelah idul fitri kemarin, masih banyak warga yang pulang ke kampung halamannya, begitupun dengan penjaga masjid, “yah, kalau gini mah sholat sendiri” pikir Bhumi setelah adzan dikumandangkan selesai
Tiba-tiba pintu belakang masjid terbuka, dan lihat seorang nenek yang memang biasa amat rajin pergi ke masjid itu sejak Bhumi masih kecil, nenek khadijah orang sini memanggilnya.
5 menit, 10 menit belum ada yang datang juga, “Bhumi, sudah kita mulai saja sholatnya”
Bhumi tersentak, ah, nenek Khadijah masih menghapal namaku, memang mereka bertetangga tapi jarang sekali bertemu selain di masjid tersebut, sepulangnya dari masjid tersebut nenek berjalan disamping Bhumi, 

“Bhumi, gimana sekolah mu nak?” ucap nenek
“oh, alhamdulilllah lancar nek, minta doanya nek tahun depan InsyaAllah Bhumi selesai” balas Bhumi sambil tersenyum
“iya, pasti nenek doakan nak” jawab nenek
“disini memang seperti ini, tadi nenek setelah sholat tahajud berencana untuk sholat sendiri dirumah, karena nenek tahu bahwa habis lebaran seperti ini pasti tidak ada jamaah di masjid kita itu, semua pada pergi ke kampong halaman nya masing-masing, tapi alhamdulillah tadi sebelum sholat kamu adzan nak, jadi nenek bisa sholat berjamaah dimasjid, bisa mendapatkan 27 kali lipat pahalanya” ucap nenek

“Oh iya nek” Bhumi tertunduk

Bhumi tersentak, entah apa yang ada di benak nya, malu lebih tepatnya, dia yang masih 21 tahun saja terkadang masih sholat di rumah, masih sering menunda shalat, masih sering malas pergi ke masjid. Lihatlah masjid itu rindu akan kesetiaan jamaah nya selama bulan ramadhan, dia menangis, kemana jamaah setia ku yang biasanya sholat berjamaah disini? dimana jamaah ku yang biasanya melantunkan ayat al quran disini selama ramadhan itu? dimana para jamaah yang rajin menunggui adzan maghribku ? 

Oh dear, kalian yang masih muda, yang masih terlelap dikala adzan subuh dikumandangkan, apa kalian tidak malu? Ah, seandainya kalian tahu, jejak kalian di pagi buta itu akan menjadi saksi di hari akhir nanti, ketika mulut kalian tidak bisa menjadi saksi. 

Oh dear, kalian yang masih muda, kalian tahu apa nikmat yang paling sering dilupakan? Nikmat sehat dan waktu luang, kalian masih bugar, apa kalian tidak malu dengan nenek khadijah? Jalannya pun sudah tertatih tapi sangat rajin pergi ke masjid.

“Ah, terimakasih atas hikmah di subuh ini Tuhan, yang aku tahu, ketika aku berjalan menuju Mu, Engkau akan berlari menuju Ku, ijinkan aku untuk selalu mencintai Mu dengan sepenuh hati, menapaki jejak yang rosul Mu dulu telah lakukan, menjadi semanfaat manfaatnya umat”  ucap Bhumi dalam hati

Sabtu, 04 Agustus 2012

narsis KKN

ngajar di MTs, lebih susah dibanding ngajar di SD

 
pokoknya setiap ketemu anak kecil wajib foto bareng ! :D

UNIT 106, subunit 2 !

 Akhirnya bisa foto di grand canyon nya, subhanAllah deh ^^

pasukan permen hot hot pop !

makan nasi liwet buatan fadil di pondokan, romantis abis !

ditengah sawah bersama three masketir !

biasanya kalo ngobrol sama si wimas ngomongin tentang agama dan jodoh, maklum do'i ustad nya unit 106 ^^

sebelum makan bareng di sawah, salah kostum, malah pake celana bunga bunga ,ouch

Sepenggal kisah KKN #3


Lagi tebak-tebakan di kelas tentang cerita Nabi
Saya : hayooo, nabi Nuh membuat apa untuk menyelamatkan umatnya pada zamannya?
Anak-anak : kapaaaaaaal (jawab serempak)
Saya : betul *senyum
Salah satu anak : kak kak, coba tebak, sebesar apa kapal nabi Nuh?
Saya : sebesar gunung
Salah satu anak : yeeee salaaah, sebesar stadion senayan
*hening

Disuruh ngisi biodata sama adek-adek yang rela dating ke pondokan
Adek-adek : nih kak isi biodata kakak, contohnya kayak gini *sambil ngasih selembar kertas biodata pink bergambar kartun boneka unyu
Saya : oh ya sini, kakak liat
Pas sampe di bagian “tempat tanggal lahir”
Tempat : ciamis
tanggal : - 
lahir : Alhamdulillah dengan selamat
*hening

Pas lagi ngajar dikelas
Saya : hayooo, udah jelas kan? Ada yang mau ditanya gak?
Salah satu anak : kak, udah punya istri belum?
*hening

Pas lagi selesai sholat ketemu bapak bapak di masjid
Si Bapak : jang, ti mana? (dek dari mana?)
Saya : saya dari kkn UGM pak, dari jogja, hehe
Si Bapak : oh, disini sesasi nyak? (disini sebulan ya?) *Kedengeran ditelinga : oh, disini di tasik nyak?
Saya : oh, bukan pak, di ciamis
*muka bapaknya bingung, muka saya penuh yakin jawabannya bener

Pas pertama kali ngajar di SD
Saya : hayooo udah pada kenal sama kakak belum ?
Anak-anak : beluuuuuummm *ya iyalah kan baru pertama kali
Saya : tebak coba siapa namanya?
Anak-anak : Suju…smash…
*langsung benerin poni, keburu mereka belum nyebut “vokalis kangen band”

Lagi di pondokan ada ibu-ibu tetangga sebelah dating
Si ibu : jang, kalau mau kelapa sok atuh ambil tuh (dek, kalau mau kelapa ambil aja tuh)
Saya : oh ya bu, muhun *langsung ngambil golok
Bertiga sama temen langsung ke pohonnya, gak terlalu tinggi lah, kami pun saling menatap, mata kami bertemu, satu, dua detik
Saya : yaudah aku yang naik *muka optimis
Si ibu : jang, kalau mau dapet orang bandung harus bisa naik pohon kelapa hahaha
Saya : oh ya bu ! *tambah semangat
Dengan muka optimis langsung manjat, mereka pun menyemangati
Nyampe tiga per empat pohon…dan nyerah, akhirnya turun
*sudahlah dapat orang magelang aja, paling harus bisa manjat pohon jambu, hehe






Senin, 30 Juli 2012

sepenggal kisah KKN #2

salah satu yang paling harus adaptasi disini adalah syariat ibadahnya, jujur pertama kali saya ikut tarawehan disini saya menangis, bukan karena jumlah rakaat yang terlalu banyak, bukan sama sekali, tapi karena bacaan shalat yang sangat cepat

jujur, saya sama sekali tidak khusyuk, selalu tertinggal bacaannya, alfatihah nya hanya satu nafas, tarawih 23 rakaat hanya ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit, itu pun sudah termasuk shalat isya,
memang perlu adaptasi, yah sekarang sudah mulai terbiasa,
dengan zikir berbunyi setelah shalat,
dengan shaf yang jarang jarang,
zuhur dan ashar pun karena penduduk masih di sawah jadi tidak ada berjamaah di masjid (azan sendiri, shalat sendiri) *sedihhh
saya memilih diam walau itu adalah kadar iman terendah, yah mungkin sudah menjadi budaya disini

ingin sekali ibadah nya lebih baik ramadhan tahun ini dibanding tahun lalu,
ingin sekali menikmati al fatihah seperti di nurul ashri, mengartikan dalam hati ayat demi ayat,

sudah tarawih keliling, setiap masjid rata rata syariat nya sama
yah, semoga terbiasa, semoga kualitas ibadah ramadhan tahun ini lebih baik,
tuntun hambaMu yang lemah ini ya Rabb

Rabu, 11 Juli 2012

sepenggal kisah KKN #1

di tempat KKN lagi beli pulsa sama si indy tiba tiba ada adek bayi kecil lucu pipinya tembem, langsung deh aku gendong, tanpa basa basi langsung masang muka manis, "aloooo adeekk, namanya siapa? yukkk yuukk" sambil menengadahkan tangan ke arahnya, lagi digendong sama bibi nya kalao gak salah,
anteeeeeeng banget, mungkin karena anget karena aku pake jaket kulit tebel, umurnya baru 5 bulan, jadi agak hati hati gendongnya, hehe

dan tiba tiba ibunya dateng, masih muda, yaa sekitar 20 tahunan lah, karena disini umur 18 tahun juga udah banyak yang nikah, *kalah cepet

ibu : eh, anteng pisan euyy, hayooo, saha eta saha eta (yang artinya siapa itu siapa itu)? *sambil ngomong ke bayinya
aku : hehe iya nih, anteng pisan euy *sambil senyum manis
ibu : iya , anteng euy, hehehe
aku : iya nih *kembali menikmati gendong anak kecil
ibu : eh, mirip bapaknya euy *sambil senyum ke arahku
nah loh ! *hening

*si indy nahan ketawa sampe mukanya merah *aku? terpaku...




Kamis, 05 Juli 2012

dari Bhumi untuk mu Dellila

Dellila, dulu ketika aku masih remaja tanggung, aku sering sekali jatuh cinta, pada teman sekelas yang paling cantik rupa nya, aku sering sekali jatuh cinta, dia sang gadis pujaan hati segalanya terlihat begitu sempurna dimataku, melihat punggungnya dari jauh sudah senang sekalli rasanya

rasa ingin memiliki, ya dahulu aku tidak mau tahu, dia harus menjadi milikku, tak ada yang boleh memilikinya, tak satupun Dellila

sampai pada saat aku beranjak dewasa,
aku pun tertunduk malu dengan keteranganku sendiri tentang cinta
sejak aku mengenalmu, mulai dari tulisan mu
ah, adam mana yang tidak meleleh membaca tulisanmu?

sekarang aku mengerti Dellila,
aku belajar, bahwa cinta selalu sederhana, hanya soal meng 'ikhlas' kan bukan?
ya, hanya soal meng 'ikhlas' kan

sederhana sekali ya?
ya, semenjak aku mengenalmu, aku belajar bahwa, cinta tidak hanya untuk sang gadis pujaan yang labil setengah mati itu
cinta itu untuk orang terkasih di sekeliling kita, ayah, ibu, saudara

Dellila,
aku ingin mencintaimu dengan sesederhana itu
meng'ikhlas'kan nama panjang mu aku lantunkan di setiap doa sepertiga malamku
ku ulangi 3 kali namamu, agar Tuhan ingat

karena ketika semakin aku mencintaimu, semakin kuat rasa ikhlas itu
biarlah Tuhan yang menggandeng cerita kita kelak

kau terlalu fitrah untuk dimiliki dengan cara-cara 'itu' Delilla
mulutku terlalu bisu untuk jujur kepadamu
biarkanlah aku mengikhlaskan mu di tangan Tuhan
dan biarkan aku merayu Tuhan untuk mentakdirkan 'kebetulan-kebetulan' jalan kita
merayu Tuhan untuk selalu diijinkan mencintaimu karena Nya
merayu Tuhan untuk diberikan kekuatan sabar
merayu Tuhan untuk membantuku mempantaskan diri

oh ya, salam buat Lala, adimu
dia cantik, bahkan lebih cantik daripada kau Dellila ^^


dari Bhumi 
untuk Dellila





Rabu, 04 Juli 2012

dari Bhumi untuk adikku Lala

"Lala, kakak yakin suatu hari nanti kamu akan menjadi perempuan hebat,
sekuat layaknya bunda Hajar yang berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah, demi mencari air untuk anaknya nabi ismail di tengah gurun yang panas
sesabar layaknya bunda Maryam yang diamanahkan nabi Isa di rahimnya, karena kesalihannya, kecintaannya, ketulusannya dalam beribadah"

"Lala, kelak kalau kau sudah besar nanti,
kau akan mengerti mengapa orang-orang itu rela bangun di sepertiga malam ditengah orang lain yang sedang tertidur,
kau akan mengerti mengapa orang-orang itu rela menembus dinginnya subuh untuk pergi shalat berjamaah di masjid,
kau akan mengerti mengapa imam itu sering menangis ketika membaca surat al-fatihah di shalatnya,
kau akan mengerti mengapa mereka berbuat seperti itu Lala"

"Lala, kelak kalau kau sudah besar nanti,
kau akan lebih menikmati surat pendek yang lebih panjang yang dilantunkan imammu di shalat maghrib mu itu
kau akan lebih menikmati memberikan sebagian uang saku mu demi mereka yang membutuhkan dibandingkan menonton film kesukaan mu di bioskop
kau akan lebih menikmati pergi ke pengajian dibandingkan pesta ulang tahun teman mu itu
kau akan lebih menikmati membaca al-quran dibandingkan novel-novel cinta anak muda itu"  

"kakak pergi sejenak Lala, ada tugas di luar kota, jangan nakal ya, nanti kakak bawa oleh-oleh yang banyak deh, okee :)"

"oh ya, salam saja untuk kakak mu Dellila, kakak belum sempat bertemu dengannya, kau mengerti apa arti 'salam' kan Lala? haha"

dari Bhumi
untuk adikku Lala
^^
 


Senin, 02 Juli 2012

"wanita memang mulia adikku Lala" :)

"Kaaakkk Bhumiii....." Lala berlari sambil menangis, memeluk pinggang Bhumi yang sedang berjalan seusai shalat ashar di masjid dekat rumahnya

"lho, kenapa sayang? kok kamu menangis?" Bhumi berlutut, mengusap air mata Lala yang keluar, air mata seorang gadis kecil memang terlalu berharga, air mata cerminan masa depan yang lebih baik
"kak Arif jahat, kak Arif jahat kak Bhumii !!" bentak Lala sambil menghentakkan kakinya ketanah
"hmm..Lala kok ngomongnya gitu, yuk duduk dulu, jangan menangis di tengah jalan Lala" Bhumi menggandeng tangan Lala yang masih menangis, tangan kanannya memegang tangan Bhumi, tangan kirinya masih mengusap usap air matanya yang menetes

Bhumi mengajaknya duduk di teras masjid, sore itu Lala masih menggunakan mukena pink kesukaannya sehabis shalat ashar berjamaah di masjid nurul ashri dekat rumah nya, hadiah ulang tahun dari kakaknya, Delilla

"Hayoo, sekarang cerita Lalanya, kenapa kok nangis begitu? sini sini cerita sama kakak yaa" kata Bhumi sambil mengusap air mata Lala yang tidak berhenti
"nah, kalau Lala menangis seperti itu bagaimana mau cerita, yaudah kalau Lala menangis , kakak tungguin deh sampai Lala diam" isakan tangis Lala mulai berhenti, Bhumi pun langsung mengusap tangisan Lala dengan kedua tangannya
"nah, sekarang Lala cerita ya, kakak siap dengerin, kakak janji" ucap bhumi sambil tersenyum

"kak Bhumi, kak Arif jahat sama Lala, tadi Lala sengaja berangkat lebih awal untuk pergi ke masjid, Lala pengen sekali sekali azan di masjid, Lala pengen manggil teman-teman Lala yang sedang tidur siang lewat azan masjid yang lala kumandangkan kak, tapi tiba-tiba kak Arif datang dan Lala gak boleh azan, kak Arif jahat kak, jahat!" Lala kembali menangis, kali ini Bhumi memeluknya tanpa kata, erat sekali, mata Bhumi pun ikut berkaca-kaca

betapa tidak, seorang gadis kecil yang polos ini, gadis kecil yang sedang menangis dipelukannya ini memiliki niat yang mulia, "Lala pengen manggil teman-teman Lala yang sedang tidur siang lewat azan masjid yang lala kumandangkan kak" kata-kata itu terus terdengar ditelinga Bhumi

"Lala adikku sayang, sungguh niat mu itu tulus sekali sayang, tapi ada satu hal yang harus kamu tau sayang, setiap manusia memiliki batas kodratnya masing masing sayangku, selama masih ada lelaki, Lala tidak boleh azan di masjid, selama masih ada lelaki, Lala tidak boleh jadi imam sholat, itu tugas lelaki sayang" jawab Bhumi

"Lantas, kenapa wanita selalu dibedakan kak? kenapa ? selalu di nomor dua-kan kak? bukannya setiap manusia sama kak?" Lala melepas pelukan Bhumi dan membelakangi Bhumi, sedikit memasang muka cemberut, ya gaya nya ketika sedang ngambek

Bhumi tersenyum, "Lala, sini deh kakak mau cerita, sini tapi senyum dulu dong, hehe"
Lala pun membalikkan badannya dan masih sedikit cemberut, "mau cerita apa kak?" katanya

"Lala adikku sayang, Lala percaya gak kalau kakak bilang wanita itu 3 kali lebih mulia dibandingkan pria?" ucap Bhumi sambil tersenyum
"terus, kenapa kalau lebih mulia kok apa-apa gak boleh kak?apa apa pria, sedikit sedikit laki laki, huhhh !!" balas Lala penasaran

"coba deh liat ibunda Lala, seorang ibu rumah tangga, mungkin orang lain diluar bilang kalau profesi ibunda Lala gak keren, tapi menurut kakak tidak, seorang ibu rumah tangga menurut kakak adalah profesi yang paling berat dan laki-laki manapun tidak akan bisa melakukannya, lihatlah ibunda Lala, mungkin saja kalau beliau memilih untuk bekerja dan berkarir, karirnya mungkin lebih baik daripada bapak, gajinya lebih tinggi, tapi apa yang beliau pilih adikku sayang? beliau memilih untuk jadi iburumah tangga, demi mendukung penuh karir bapak dari belakang, ingin selalu menyambut dengan manisnya teh hangat dikala bapakmu pulang dari kantor,  demi memiliki waktu untuk menggendong mu dikala kamu masih belum bisa berjalan sayang, karena dia tidak ingin kehilangan satu detik pun masa masa lucu dikala kamu balita, ah, bukankah itu membutuhkan suatu kekuatan sayangku? mengorbankan ambisinya untuk orang-orang tersayang nya, itu lah, itulah hebatnya perempuan adikku yang manis"

"suatu hari kelak, ketika kamu dewasa, kamu boleh sayang memiliki pendapat yang berbeda, kamu akan tumbuh belajar banyak, kamu boleh memiliki pendapat yang berbeda dengan kakak" ucap Bhumi

Lala masih terdiam, tatapannya kosong meng "iya" kan

"Lala, lihatlah, bayi yang berumur 6 bulan pun akan terdiam dari tangisannya apabila di gendong oleh seorang ibunda, dia tahu yang menggendongnya adalah orang yang mulia, karena bagaimanapun juga akhlak mulia akan ditukar dengan wajah yang menyenangkan, ya cahaya Tuhan yang diwariskan di wajahnya, di wajah ibu salah satunya adikku sayang"

"Lala, suatu hari kelak mungkin kamu akan memiliki perbedaan pendapat di keluarga, berdebat dengan kakak atau bapakmu, tapi satu hal pesan ku Lala sayang, jangan sekalipun menyakiti hati ibumu, walaupun hanya mengatakan 'ah' , jangan sekalipun sayang " ucap Bhumi

"satu hal lagi sayangku, aku ingin membuktikan betapa perkasanya seorang wanita, lihatlah seorang pria sejati, ayah sejati, seberani apapun dia, sekuat apapun dia, selalu akan tunduk lemah didepan wanita yang disayanginya, entah itu ibundanya, istrinya, atau anak perempuannya. jadi jangan lagi menangis didepan ayahmu ya sayang" Bhumi menambahkan

Lala kemudian tersenyum, dan memeluk Bhumi, "terimakasih ya kak, Lala sekarang jadi ngerti, Lala sayang kakak"
Bhumi terdiam, membalas pelukan adik kecilnya itu dengan hangat

"eh, Lala mau es krim?" ucap Bhumi
"mauuuuuu, asiiiikkkkkk" balas Lala kegirangan
"yasudah, yuk beli es krim, tapi pulang dulu, Lala mandi dulu, kakak juga masih pakai sarung, masa ke supermarket pakai sarung, nanti dikira abis sunat, hehehe" Bhumi becanda
"okee, kaak, gendooongggg !" Lala nyengir
"haha, dasar kamu adik manja, yukkk, upssss, uhh beratnya nih bocah cilik haha" Bhumi pun menggendong adik kecilnya itu dipunggungnya, pulang...

jejak jejak mereka mulai menghilang, menyisakan siluet siluet indah belaian sayang dari sinar senja sore itu, tulus sekali, seperti tulusnya kasih sayang ibunda kepada anaknya

"adikmu merindukanmu Dellila, lekaslah pulang" dalam hati Bhumi
"oh, ternyata aku juga sama Dellila, seperti yang dirasakan adikmu, masjid ini saksinya, doa yang menggantung di masjid ini lebih tepatnya " Bhumi menambahkan

Sabtu, 30 Juni 2012

Ali dan Fatimah ^^



Sungguh beruntung bila diantara kita ada yang bisa mengikuti jejak cinta dari seorang Ali bin Abi Thalib RA dan istrinya Fathimah Az-Zahra RA. Karena keduanya adalah sosok yang memiliki cinta sejati yang mumpuni. Saling mengisi dan percaya dalam mengarungi bahtera kehidupan. Saling menenguhkan keimanan masing-masing kepada Allah SWT. Dan untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti kisah singkat tentang cinta sejati mereka:

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah, karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.

Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Namun, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

Umar ibn Al-Khaththab. Ya, Al-Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar.”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al-Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulullah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali pun ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulullah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adzkah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. ” ”Aku?”, tanyanya tak yakin.”Ya. Engkau wahai saudaraku!” ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?” ”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi disana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak, itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. ”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu? ”Entahlah…” “Apa maksudmu?” “Menurut kalian apakah ’”Ahlan wa Sahlan” berarti sebuah jawaban!” ”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !” Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang, bukan janji-janji dan nanti-nanti.

Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ” ‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan siapakah pemuda itu?” Sambil tersenyum Fathimah pun berkata; “Ya, karena pemuda itu adalah dirimu”

Kemudian Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fathimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut”

Kemudian Rasulullah SAW. mendoakan keduanya: “Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak”

Yogyakarta, 28 April 2011
Mashudi Antoro (Oedi`)


masih adakah kisah se"fitrah" ini di dunia ini? ah, romeo and juliet aja kalah romantis ^^




Jumat, 29 Juni 2012

setia show

 jadi ceritanya senyum community mau ngisi acara Festifal Kesenian Yogyakarta, dan nampilin adik adik dari panti asuhan nurul yasmin dan al quddus

ya sekedar nemenin mereka aja,
nyampe sana karena pakai jaket kulit hitam dan bawa gitar langsung disuruh naek panggung, zzz bukan saya mas yang mau manggung, *jadi inget jaman SMP dulu, sering tampil, tapi sekarang udah gak pernah lagi
untung gak pake kacamata hitam, pasti disangka vokalis radja baru dan pada minta tanda tangan

ternyata mereka bakat juga, ada yang suaranya bwaagussss, merinding dengernyaa, ini nih orangnya, doi dari panti asuhan nurul yasmin, lupa namanya, soalnya gak pernah ke panti ini, soalnya kalo ngajar biasanya di al quddus


bawain lagu "muhasabbah cinta" nya edcoustic , wuihhh, suaranya maknyoss deh, bikin orang yang denger langsung jadi pada tobat, hehe mantap ^^
selain itu juga nampilin drama yang berjudul "kakak senyum", terinspirasi dari program ngajar di panti al quddus, alhamdulillah bisa istiqomah, tapi nanti ditinggal kkn dulu ya, adik adik hehe

yah, jadi artis sehari deh kalian hehe
nice job ^^


Rabu, 27 Juni 2012

tetep jagoan deh, suer :')

Nani, Postiga, Pepe, Alves, Ronaldo, Patricio
Moutinho, Coentrao, Meireles, Pereira, Miguel


gak papa, tetep jagoan deh , suerrr :')

Senin, 25 Juni 2012

lagu ibu - ost hafalan surat delisa


Lembut kukenang, kasihmu ibu
di dalam hati ku kini menanggung rindu
kau tabur kasih seumur masa
bergetar syahdu, ooh di dalam nadiku

9 bulan ku dalam rahimmu
bersusah payah, oh ibu jaga diriku
sakit dan lelah tak kau hiraukan
demi diriku, oh ibu buah hatimu

Tiada ku mampu, membalas jasamu
Hanyalah do’a oh di setiap waktu
Oh ibu tak henti kuharapkan do’amu (2x)
mengalir di setiap nafasku (2x)
Ibuuuuuuuuuuuuuu……….. (3x)

Lembut kukenang, kasihmu ibu
Di dalam hati ku kini menanggung rindu
Engkau tabur kasih seumur masa
Bergetar syahdu oh di dalam nadiku

Indah bercanda denganmu ibu
Di dalam hati ku kini slalu merindu
Sakit dan lelah tak kau hiraukan
Demi diriku, oh ibu buah hatimu

Tiada ku mampu, membalas jasamu
Hanyalah doa oh di setiap waktu
Oh ibu tak henti kuharapkan doamu (2x)
Mengalir di setiap nafasku (2x)
Ibuuuuuuuuuu…….. (3x)

“Allahummaghfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”
 

gara gara tulisan kak Asa nih jadi kangen ibu, tanggung jawab kak ! :')

Sabtu, 23 Juni 2012

janji masa depan lebih baik

"Jumlah total SD di Indonesia adalah 144.228, nah berikan 144.228 guru2 terbaik, super, keren, memesona, menakjubkan yg benar2 paham bagaimana menjadi seorang guru, maka generasi yg lebih baik telah selangkah lebih dekat. Satu sekolah, satu guru yg keren"- D. Tere Liye

ya, karena janji masa depan yang lebih baik, selalu berada di genggaman tangan mereka :)

"Lala aku cemburu tau" ucap Bhumi

"Suatu hari kelak, aku akan menggantikan posisimu itu Lala, bercerita panjang lebar tentang bagaimana hariku, dipangkuan kakak mu yang sedang serius membaca buku itu" ucap Bhumi kepada Lala sambil tersenyum

"Coba saja kalau bisa, weeeek..." Lala membalas sambil mengejek berlari tertawa terbahak bahak

Mereka berdua kembali bermain kejar kejaran, seperti biasa...

Selasa, 19 Juni 2012

Ojo dumeh, ojo kagetan, ojo gumunan ^^

1. Ojo dumeh. janganlah mentang2. tidak baik mentang2 kaya, mentang2 gagah, mentang2 cantik, mentang2 pintar, walaupun memang kaya, gagah, cantik dan pintar. apalagi kalau tidak kaya, gagah, cantik dan pintar, ojo dumeh.

2. Ojo kagetan. janganlah mudah kaget, terkejut. semua disikapi tengah2 saja. kaget, tdk terlalu. terkejut, juga tdk terlalu. marah, tdk terlalu. sedih, juga tdk perlu terlalu. karena 'terlalu' itu biasanya tidak baik.

3. Ojo gumunan. janganlah mudah kagum. orang2 yg mudah gumunan, biasanya tdk obyektif. apalagi kalau gumunannya berlebihan. sekeren papaun sesuatu, jangan mudah terpana, janganlah mudah menyanjung2, memuji2. terlalu gumunan akan membawa kita tutup mata, kebal hati, dan tidak mau mendengarkan nasehat lagi.


Senin, 18 Juni 2012

belajarlah dari air dellila






"ilmu itu layaknya air, mengalir ketempat yang rendah, maka rendahkan lah hati untuk mendapatkan ilmu"

pagi itu hening, matahari pun seakan akan enggan mengganggu keheningan pagi nan syahdu itu, daun yang jatuh pun seakan menjatuhkan dirinya malu malu...

delilla pagi itu seperti biasa, menyiapkan secangkir teh hangat kesukaan suaminya, bhumi.
"sayang, maukah kau menemaniku hari ini pergi kemuara itu, aku sedang ingin menikmati udara luar, menikmati indahnya alam, bersamamu..." ucap bhumi sambil menerima secangkir teh dari dellila
sang istri hanya tersenyum, ya senyum itu seakan akan bercerita "aku akan menemanimu suamiku, kemanapun itu" 

sampailah mereka pada muara itu, muara yang tenang, sejuk, dibawah pohon yang rindang, akarnya besar, daun-daun yang jatuh berserakan membuat semakin romantis tempat itu...

mereka diam sejenak, duduk di bawah pohon itu, menatap jauh, melihat muara, muara yang tenang, memantulkan hamparan langit dan gunung yang indah

"istriku, aku mengajak engkau kesini, karena aku ingin bercerita istriku, tentang muara yang indah ini" ucap bhumi kepada dellila
istrinya lagi lagi hanya tersenyum, sambil memasukkan tangannya disela sela tangan suaminya, lalu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya, "berceritalah suamiku, aku akan mendengarkan dengan sepenuh hati" ucap dellila manja

"lihatlah air itu dellila, kita harus banyak belajar dari air itu, ia keluar dari mata air dengan jernih, jernih sekali, kemudian ia mengalir, melewati sungai itu, tahukah sayangku, ia melewati sungai itu dengan ikhlas, ikhlas sekali, seringkali menemui bebatuan diperjalanannya, sungai yang berkelak kelok, tapi lihatlah sayangku, dia tetap ikhlas mengalir, tanpa mengeluh sekalipun, kadang ia menemui air terjun, ia tidak berhenti sayangku, ia biarkan dirinya jatuh, ikhlas, lalu berjalan lagi, kadang ia melihat keatas, ia ingin sekali menjadi seperti awan dan gunung-gunung itu, bisa melihat keindahan dari atas langit, tapi apa dia protes sayangku? tidak, dia tetap mengalir, karena dia tahu, tujuan dia adalah muara, muara yang indah ini sayangku, tapi lihatlah sayangku, apa kau tidak memperhatikan sayang? lihatlah, sesampainya ia di muara yang tenang, ia mendapatkan itu semua sayangku, ia melihat awan itu, gunung itu ada didalam dirinya, lihatlah muara dihadapan kita ini sayangku, bukankah ia memantulkan awan dan gunung di dirinya?" 

bhumi berhenti sejenak, menghela nafas sambil melihat wajah istrinya yang meneduhkan itu, mata mereka bertemu, tersenyum, lalu kembali melanjutkan cerita

"ya, kita harus belajar banyak dari air dellila" ucap bhumi 

memulai segala sesuatunya dengan jernih, pikiran dan hati yang bening, menilai sesuatu dengan nilai yang sejernih mungkin...layaknya air yang keluar dari mata air itu

ikhlas menjalani hidup ini tanpa mengeluh sekalipun, walau diperjalanan bertemu banyak batu sandungan, jalan yang berkelok kelok, jatuh dan bangun, kita harus tetap berjalan, menerima, ikhlas...layaknya air yang selalu ikhlas menerpa bebatuan dan jatuh dari air tejun itu

terus melangkah sampai pada saat waktunya sampai, ya "khusnul khotimah" sayangku...layaknya air yang selalu mengalir menuju muara itu

dan satu lagi sayangku,
pantulan awan dan gunung itu mengajariku sesuatu, 
"jika kamu inginkan surga, maka pastikan surga ada didalam diri kita"

memang benar sayangku, guru yang terbaik adalah alam, karena alam tidak pernah berdusta, sedikitpun

"dellila, aku berdoa pagi ini, aku berdoa semoga Allah mengijinkan kita untuk terus istiqomah menuju tujuan kita, surga, semoga Allah mengijinkan bidadari yang sedang bersender dibahuku ini selalu menemaniku sampai saat khusnul khotimah itu datang, aku berdoa semoga di surga nanti kita dipertemukan kembali, sayangku"

air mata dellila menetes dibahu suaminya itu, "amin ya Allah" dalam hatinya, kembali suasana menjadi hening, menikmati indahnya ciptaan Allah bersama ciptaan Allah yang paling indah juga...

 
    

Minggu, 17 Juni 2012

pohon impian



 pohon impian panti asuhan al quddus


 pohon impian panti asuhan al ghafari

lihat, mereka saja punya impian, yang saya kagumi adalah impian mereka bervariasi, tidak seperti jaman saya dulu, yang hampir satu kelas bercita cita jadi dokter atau insinyur, tidak, tidak untuk mereka, ada yang jadi penulis, pengusaha, guru, yaa sesuai dengan hati mereka saja...
nih anak anaknya...

suasana panti asuhan al quddus 



suasana panti asuhan al ghafari



ya , semoga kalian jadi lebih termotivasi, kawan ^^

Sabtu, 16 Juni 2012

daun yang jatuh tak pernah membenci angin







“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”- tere liye

Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.

Cerita tentang seorang gadis cilik yang menjadi saksi kerasnya kehidupan tumbuh anggun menjadi gadis anggun yang pintar. Gadis yang bersama adik dan ibunya itu pernah menjalani masa-masa sulit sepeninggal ayah mereka. Masa-masa harus meninggalkan sekolah, tinggal di rumah kardus, mengamen dan makan tak teratur. Sampai ada satu malaikat yang muncul di tengah kehidupan mereka. Seorang malaikat yang Tania bersumpah akan menuruti semua kata-katanya, keinginannya dan sumpahnya pada ibunya, Tania hanya akan menangis karena seseorang itu...
berharap "malaikat" itu bisa mencintainya ketika dia sudah tumbuh dewasa kelak
namun, hidup memang terkadang hanya menjadi sebuah penerimaan, ikhlas...

"Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun."- tere liye

Karena soal perasaan selalu sederhana, seperti mengucap "aku serahkan hidup matiku hanya untuk Mu" disujud sepertiga malam itu, karena soal perasaan selalu berakhir indah ketika semua pengharapan itu hanya ditujukan pada-Nya, selalu indah , seindah goresan sabda Mu dalam kitabku...