Sabtu, 16 Juni 2012

daun yang jatuh tak pernah membenci angin







“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”- tere liye

Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.

Cerita tentang seorang gadis cilik yang menjadi saksi kerasnya kehidupan tumbuh anggun menjadi gadis anggun yang pintar. Gadis yang bersama adik dan ibunya itu pernah menjalani masa-masa sulit sepeninggal ayah mereka. Masa-masa harus meninggalkan sekolah, tinggal di rumah kardus, mengamen dan makan tak teratur. Sampai ada satu malaikat yang muncul di tengah kehidupan mereka. Seorang malaikat yang Tania bersumpah akan menuruti semua kata-katanya, keinginannya dan sumpahnya pada ibunya, Tania hanya akan menangis karena seseorang itu...
berharap "malaikat" itu bisa mencintainya ketika dia sudah tumbuh dewasa kelak
namun, hidup memang terkadang hanya menjadi sebuah penerimaan, ikhlas...

"Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekalipun."- tere liye

Karena soal perasaan selalu sederhana, seperti mengucap "aku serahkan hidup matiku hanya untuk Mu" disujud sepertiga malam itu, karena soal perasaan selalu berakhir indah ketika semua pengharapan itu hanya ditujukan pada-Nya, selalu indah , seindah goresan sabda Mu dalam kitabku...


2 komentar:

  1. dalem kata-katanya

    numpang blogwalking smoga Mas Admin mau bales kunjungan saya amin

    BalasHapus

jika tidak ada acount silahkan pilih anonim,lalu ketik nama setelah komentar .