Selasa, 14 Mei 2013

senja itu tak seperti biasanya...



Senja itu tak seperti biasanya, gerimis, sebuah manifestasi rasa syukur terpanjat dari tiap menara masjid, menyerukan yang mendengarkannya untuk “meraih kemenangan”, dan seruan itu tidak mereka jawab dengan “aku pasti bisa menang” tapi dengan khusyuknya mereka insyafi dengan “tiada daya dan upaya tanpa pertolonganMu”, suatu bentuk rasa betapa diri ini tak ada artinya tanpa keridhoan Mu…

Aku mengaji seperti biasanya, ah suasana mana lagi yang bisa menandingi keromantisan mengaji dikala gerimis, seperti senja itu, tak seperti biasanya, sampai pada pertengahan lantunanku berubah tak seperti biasanya, sesak, bergetar, teringat dosa-dosa manusia kotor ini, takut, entahlah bahkan mata ku sudah penuh dengan linangan air. Tak tahu, aku bukan seorang ahli bahasa arab yang bisa mengetahui arti kala membacanya. Tak tahu, rasa itu muncul begitu saja, tanpa sebab tanpa alasan. Setalah aku selesai membaca al quran, aku mencoba untuk membaca arti dari yang telah ku baca tadi, sebuah senyuman kecil muncul di bibirku, sungguh ayat yang kubaca senja itu, bercerita tentang orang munafik, ah apakah ini sebuah tanda? Seruan pertanyaan dari hati yang amat jarang kusentuh, sebuah pertanyaan hati yang belum berjodoh dengan jawaban manapun…
Apakah  aku masih dekat dengan kemunafikan ya Allah?
Apakah apabila berjanji masih diri ini ingkar?
Apakah apabila berkata masih diri ini berdusta?
Apakah apabila diamanahi masih diri ini ingkar?
Jika ada bentuk permintaan yang lebih baik dari permohonan ampun akan ku lakukan ya Gusti Allah…

Rabu, 01 Mei 2013

penerimaan yang baik

Tuhan, lihatlah bayi-bayi kecil itu, sempurna, cantik sekali, tanpa cacat, malaikat kecil penggenggam janji masa depan yang lebih baik, dibuang begitu saja, dosa apa dia? bukankah wajah surga masih terpancar diwajahnya? bukankah dia tak bisa memilih untuk berdoa "Tuhan, berikan saya orang tua yang baik, bertanggung jawab merawatku, hingga kelak aku dewasa dan tumbuh", dia hanya bisa menerima, penerimaan yang tulus, toh apa yang bisa dia lakukan? membuka mata pun masih susah, apalagi berbicara meminta tolong ke orang-orang yang melewatinya, apalagi bilang "ayah, ibu jangan buang aku", tega sekali orang tua macam itu, ah aku tak sudi memanggilnya dengan sebutan "orang tua", apa bedanya meraka dengan kaum fir'aun? sudah berbuat zina, membuang malaikat kecil berwajah surga pula, kemana hati mereka?

tapi lihatlah, diluar sana di pelosok desa, ada orang tua - orang tua baik, bertanggung jawab dan dekat sekali dengan Mu Tuhan. keluarga biasa saja malah kadang tidak mampu, tempe tahu itu makanan yang amat mewah bagi meraka, ingin sekali memiliki malaikat kecil yang sempurna, tapi apa yang mereka dapat? maaf, mungkin tak seberuntung tak sesempurna bayi terbuang tadi, cacat, tapi lihatlah mereka tidak membuang bayi itu, berdoa kepada Mu di sepertiga malam, tak pernah lewat sehari pun " ya Allah, ijinkan kami membesarkannya, menjadi pribadi yang bisa membanggakan kami, membanggakan Mu" sederhana sekali bukan? uang? ah, segala macam cara mereka lakukan untuk malaikat kecilnya, dengan senyuman tentunya walau kadang air mata tak kuasa mereka bendung

Tuhan, aku ada cerita lain, lihatlah orang tua itu, sudah tua butuh sekali kasih sayang anaknya yang sudah ia besarkan sampai dewasa, memberi segalanya demi membesarkannya, berharap kelak anaknya menjadi anak yang berguna, tapi lihat, hanya karena sebuah pohon yang ibunya tebang di halaman rumah anaknya yang padahal diwariskan oleh ibunya sendiri, tega sekali ia melaporkan nya ke polisi? sekali lagi ku ulang, "hanya karena sebatang pohon !" , ah kalau aku disuruh memilih dosa, aku tidak akan memilih dosa durhaka ini, mengerikan !

tapi lihatlah, diluar sana di pelosok desa, ada anak yang baik hatinya, berniat sekali berbakti kepada kedua orang tuanya, mengajaknya naik haji, membelikannya rumah, tidak sempat kawan, sudah keburu Engkau panggil.

memang terkadang dalam hidup ada sesuatu yang sangat sederhana tapi begitu sulit dilakukan, yaitu menerima, penerimaan yang tulus...
tapi sudahlah, tak selamanya kita hidup di dunia
semuanya ada balasannya
yang memang harus terjadi, ya terjadi
ya kan?


setelah melihat berita belakangan ini melihat berita, duh ada ya orang-orang sejahat itu? 
bahkan ada seorang anak yang melaporkan orang tuanya ke polisi hanya karena memotong pohon dihalamannya, duh !