Sabtu, 19 Desember 2015

benci sampai akarnya

kita semua kadang terlalu jauh dalam menilai, paradigma baik dan buruk begitu abu abu sebatas apa yang hanya dilihat, membenci buah yang busuk dengan terlalu, sampai melupakan rantingnya, batangnya, bahkan akarnya, layaknya membenci makhluk dengan terlalu, sampai lupa penciptanya.  cih, kita semua sudah terlalu jauh mengada ada kan diri dari diri yang sebenarnya apakah benar benar memang ada? merasa paling benar dan berhak masuk surga sendirian

bukankah semua didunia ini serba paradoks?
dulu sewaktu kecil aku sering dinasehati ibuku, jangan "terlalu" banyak tertawa, nanti setelahnya tangis kan menyusul dengan "terlalu". 
cinta memang menghidupkan, namun "to much love will kill you"
paradoks kan?
pertanyaanku, apa paradoks juga berlaku di kebencian?  benci sebenci bencinya sampai kita bertemu suatu titik yang membuat keadaan terbalik
entahlah, aku hanya menjauhi semua yang "terlalu", naif ya

pada akhirnya bukankah keseimbangan yang kita cari? 

ngeri kan?

pernah gak, kamu melewati waktu,
berjalan tanpa berpindah,
berlalu tanpa langkah,
1 detik yang lalu sama dengan 1 detik yang akan datang,
persepsi perubahan yang ada didirimu tak kunjung memenuhi ekspektasimu
perjalananmu hanya berputar, siklus yang tak kunjung henti
bertanya terus menerus namun tak pernah berjodoh dengan jawaban apapun

kamu melewati waktu, namun nothing changes happen
ngeri kan?


Rabu, 14 Oktober 2015

berlari saja

dia sedang berlari, ke arah yang sepertinya menjadi keinginannya, ah namun itu hanya fatamorgana
dia terus berlari, bukan untuk meraih apa yang dia tuju, tapi untuk menjadi manusia yang benar benar lupa akan dirinya sendiri
sampai pada suatu malam dia berhenti berlari, dan saat itu dia teringat "siapa aku?"
dan dia menemukan yang benar-benar ingin dia tuju, bukan karena dia berlari, namun karena dia berhenti sejenak, dan bertanya pada hatinya.
lalu dia bergumam "sudahlah aku ingin kembali berlari mencintaMu, sampai aku benar-benar terlupakan"

Rabu, 26 Agustus 2015

kita sangka kiyai

kalau kita menghadapi api, jelas saja metodologi pemadamannya bisa menggunakan air
kalau kita menghadapi gelap, dengan lilin, lampu atau benda terang kita bisa memusnahkan kegelapan

identifikasi sifat dan kharakterik objek yang kita hadapi perlu kita telaah lebih komprehensif untuk menciptakan strategi yang akan kita implementasikan

lebih baik menghadapi 1000 raja yang lalim dan kejam, karena kita lebih mudah mengidentifikasi dan sudah jelas ia raja yang lalim daripada menghadapi 10 orang yang kita sangka ia kiyai, ternyata ia adalah maling, tikus besar, penghianat

mungkin itu mengapa tingkat kemarahan Tuhan lebih besar kepada orang munafik dibanding orang kafir

Kamis, 20 Agustus 2015

kokoh nya kuda kuda

konon katanya, jika kuda-kuda hidup mu ingin kokoh maka kau harus bisa mengidentifikasi kelemahan kelemahan yang ada pada dirimu sendiri. ketika kau bisa menyadari kelemahan yang ada pada diri maka disitulah kekuatan yang sejati akan timbul.

tidak usah terlalu jauh mengidentifikasi, bahkan kau tidak punya sedikitpun kendali apapun tentang dirimu, kau tidak bisa mengendalikan aliran darah yang mengalir di tubuhmu, bahkan kau tidak memiliki kuasa apapun terhadap semua metabolisme yang berjalan di dalam tubuh, kau tidak bisa mengendalikan tumbuh tidak nya sehelai rambut

maka kau akan sadar bahwa ada kuasa yang Maha yang bisa mengatur itu semua, ada kekuatan yang berasal dari bukan dirimu sendiri. ketika kau sadar akan itu, maka kau tidak akan merasa pernah sendirian, selalu ada kekuatan tempat kita bergantung di setiap kita menghadapi suatu masalah.

kuda kuda kita hidupmu akan selalu kokoh, karena kau sadar bahwa tiada upaya sedikitpun tanpa kuasa yang Maha tersebut. maka kau akan selalu mempasrahkan segala urusan urusan kau pada kuasa yang Maha itu.

maka apa jadi nya ya Allah jika kau bebaskan aku, maka hancurlah hidup ku sekarang juga
maka apa jadi nya ya Allah jika kau biarkan aku, maka binasalah aku berkeping keping

lahaula wala kuwwata illa billah...

Selasa, 18 Agustus 2015

Bekal Terbaik

Pada hakikatnya manusia selalu dihadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan, bahkan kebenaran yang kita yakini saat ini pun masih penuh dengan relativitas ketika dihari selanjutnya kita menemui kebenaran-kebenaran yang relatif lebih benar lagi dan lebih komprehensif dari sebelumnya. "kemungkinan" menuntut kita untuk berhadapan dengan pilihan-pilihan, itulah mengapa Allah menempatkan manusia pada derajat yang paling tinggi. ya, karena kita bisa memilih.

Malaikat diciptakan untuk patuh dan tunduk terhadap perintah Allah, Mereka tidak memiliki tendensi apapun selain patuh, begitupun dengan hewan dan alam, mereka pun tunduk dan bersujud kepada Allah. Berbeda dengan manusia, ketundukan manusia dihadapkan oleh pilihan, mereka bisa memilih untuk taat dan juga bisa memilih untuk tidak taat. itulah kenapa manusia bisa lebih mulia dari malaikat saat mereka lebih memilih taat disaat dihadapkan oleh tendensi untuk tidak taat, namun berpotensi juga lebih rendah dari hewan ketika tidak ada batasan batasan yang mereka pilih dalam menyalurkan keinginan.

Pilihan menyadarkan manusia akan kondisi ketidakpastian yang lebih luas, kesalahan menjadi suatu keniscayaan yang mau tidak mau harus kita hadapi. Bahkan makanan halal dan haram pun kita tidak bisa menjamin apakah itu benar-benar halal atau tidak, bisa saja kita membeli makanan di warung dengan label halal namun kita tidak pernah tahu apa dibelakang nya, kita tidak pernah meneliti secara komprehensif apakah pemilik warung membeli bahan bahan makanan nya dengan cara yang halal atau cara yang haram. 

Maka, untungnya saja Allah menyediakan suatu metodologi, suatu bekal terbaik yang sangat jitu dalam menjalani hidup, yaitu istighfar, astaghfirullah , ampuni aku ya Allah

duh, kalau saja tidak ada bekal ini, maka apa jadi nya aku ya Allah, bahkan aku menulis tulisan ini pun masih memiliki probabilitas kesalahan yang besar. karena segala yang benar hanya milik Mu

astaghfirullah robbal baroya...
astaghfirullah minal khotoya...

Kamis, 02 Juli 2015

kebenaran relatif

seluruh kebenaran ilmu pengetahuan yang kita miliki merupakan kebenaran yang sifatnya relatif, karena kebenaran yang sejati hanya milik Tuhan.

hargai kebenaran yang diyakini orang lain

Sabtu, 25 April 2015

cita cita?

mereka berkata bahwa hidup ini indah rasanya hanya bagi orang orang yang memiliki cita-cita.
bagi mereka yang selalu memiliki harapan, tujuan, cita cita, maka kesempatan bahagia akan selalu tercipta

lalu bagaimana dengan dia yang tak tahu akan cita-citanya, bukan karena tak ingin memiliki harapan, dia hanya malu untuk berharap. Baginya berharap itu tidak beraneka macam, berharap baginya hanya diperuntukkan untuk "kasih sayang Tuhan". apa ia masih berhak untuk berbahagia?

lalu bagaimana dengan dia yang bingung dengan cita-citanya, bukan karena tak ingin mencari tahu, tapi satu-satunya doa yang ia tahu hanyalah "terima kasih Tuhan". Baginya begini adanya sudah terlalu indah. apa ia masih berhak untuk berbahagia?

hidup kita mungkin berputar, namun akan ada suatu saat kesempatan untuk menjadi diri sendiri.

masih perlukah aku akan cita cita?

Selasa, 17 Februari 2015

Doa Nabi Yunus

Doa nabi Yunus a.s ini diabadikan oleh Alloh Swt. di dalam Al Quran, “Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka innii kuntu minazh zhoolimiin”, yang artinya, “Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zholim.” (QS. Al Anbiyaa [21] : 87)

Uniknya, Nabi Yunus tidak berdoa "Tuhan, keluarkanlah aku dari perut ikan paus ini"
ternyata metode berdoa beliau adalah dengan mengakui akan kebesaranNya dan merendah dihadapanNya

Tuhan lebih tau mana yang baik bagi mu, mana yang tidak baik bagimu

Aku jadi malu berdoa terlalu detail, padahal aku tak tahu mana yang baik bagi ku mana yang buruk bagiku
Aku jadi malu ketika ngedumel karena doa ku tak dipenuhi, padahal aku tak tahu keinginan mana yang baik bagiku
Aku jadi malu ketika berdoa, padahal dosa dosa ku belum ku insyafi
Aku jadi malu ketika berdoa, padahal aku terkadang masih berharap kepada selain Tuhan

kini ku sadar, aku hanya properti Mu, ciptaan Mu, engkau tahu mana yang baik untuk ku, tugasku menjalankan peran yang Engkau berikan, ijinkan aku berserah kepadaMu untuk apapun yang akan terjadi pada ku :)