Sabtu, 06 Juli 2013

gadis kecil itu...

bukan, bukan kali pertama aku ke tempat itu, bermain bersama adik-adik, membagi kebahagian, belajar kehidupan lebih tepatnya. tapi baru kali itu, gadis kecil itu mengadahkan tangannya saat ingin pergi bermain di luar, tanda ingin digandeng, aku pun menyambutnya dengan senang tanda itu, namun sekian detik kemudian ada yang membuat hati ini berdesir, tangan ini gemetar di genggamannya, kata yang sederhana, namun tak sesederhana itu bagi gadis kecil itu, kata yang begitu muncul dari kerinduan yang mendalam, "naah, ini jadi ayah ku ya..." lalu gadis kecil itu menarikku sambil tersenyum, menggandeng menuju lapangan bermain bersama anak-anak yang lain, bercerita panjang lebar mengenai sekolahnya saat berjalan, bercerita apa saja yang bisa diceritakan selagi masih belum sampai lapangan, aku pun berusaha menjadi pendengar yang sebaik mungkin

lihat, gadis kecil itu merindukan sosok orang tua nya, yang mungkin tak pernah ia rasakan sepenuhnya, seutuhnya selama di panti asuhan
terkadang ia menjadi marah ketika aku asik dengan yang lain, seakan akan suara dalam hatinya berteriak "ini ayahku, jangan diambil"

sungguh merugi, orang-orang yang masih diberi kesempatan memiliki orang tua tapi tidak berusaha membahagiakannya
karena mereka harus tau, di rumah kecil itu ada seorang gadis kecil yang amat merindukan sosok orang tua.

---

tidak, hari itu Allah tidak mengirimku satu malaikat kecil untukku mengambil makna, malam itu, saat semua nya asik dengan pasangan nya masing-masing, menikmati rezeki berupa sate ayam di pinggiran jalanan jogja, ada satu hal yang menarik perhatianku, bukan mereka yang asik berpacaran, tapi ada gadis kecil, yang dengan riangnya membantu ibu nya dalam mencari nafkah, saat meja dipenuhi piring kotor, ia bergegas mengambil nya dan mengelap meja dengan wajah lucunya, cemberut? ah, sayangnya aku tak lihat sama sekali raut wajah itu di mukanya, malah terlihat amat bahagia, semangat sekali. "mau minum apa mas?" tanyanya yang membuat lamunan perhatianku kepadanya terhenti, "air putih dik" sahut ku sambil tersenyum, lalu ia bergegas menaruh lap nya dan mengambil gelas lalu menuangkan air putih nya untukku. Kalian tau apa yang dilakukannya saat semua sedang menikmati makan dan tidak ada hal yang harus dia bantu untuk ibunya? ia bermain bersama teman kecilnya didekat warung, menari bahagia, loncat loncat, entah apa yang sedang dimainkannya bersama temannya, aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh sambil menikmati sate ayam ku.

Apa yang dilakukan dengan penuh cinta, dari hati yang paling tulus, pastilah sampai ke hati dengan sentuhan. dan aku tersentuh hari itu, petanda betapa ikhlasnya gadis kecil itu menikmati hidup tanpa terbebani untuk bisa memberi manfaat yang ia bisa kepada orang yang ia cintai.

---

ya, hidup ini memang bukan soal seberapa banyak kejadian yang kita jalani, tapi hidup ini adalah perjalanan makna, seberapa banyak hikmah dan makna yang kita ambil dari suatu kejadian, dan sebaik-baiknya makna adalah makna yang bernilai akhirat, makna hakiki ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika tidak ada acount silahkan pilih anonim,lalu ketik nama setelah komentar .