Seperti biasa, pagi itu Bhumi sudah terjaga, menunggu
panggilan paling syahdu dari rumah Allah, sayup sayup terdengar alunan
panggilan yang menyejukkan siapapun yang mendengarnya, langit pun akan diam
khusyuk, ayam pun tak berani lancing berkokok, tapi lihatlah banyak manusia
yang acuh, padahal jika mereka tahu akan manfaatnya dengan merangkak pun mereka
akan rela,
Tapi ada yang aneh, adzan masjid dekat rumah belum juga
berkumandang, “ah yasudah, aku saja yang azan” pikir bhumi sambil memakai baju
koko putih lebaran nya.
Hari ini hari pertama setelah idul fitri kemarin, masih
banyak warga yang pulang ke kampung halamannya, begitupun dengan penjaga
masjid, “yah, kalau gini mah sholat sendiri” pikir Bhumi setelah adzan
dikumandangkan selesai
Tiba-tiba pintu belakang masjid terbuka, dan lihat seorang
nenek yang memang biasa amat rajin pergi ke masjid itu sejak Bhumi masih kecil,
nenek khadijah orang sini memanggilnya.
5 menit, 10 menit belum ada yang datang juga, “Bhumi, sudah
kita mulai saja sholatnya”
Bhumi tersentak, ah, nenek Khadijah masih menghapal namaku,
memang mereka bertetangga tapi jarang sekali bertemu selain di masjid tersebut,
sepulangnya dari masjid tersebut nenek berjalan disamping Bhumi,
“Bhumi, gimana sekolah mu nak?” ucap nenek
“oh, alhamdulilllah lancar nek, minta doanya nek tahun depan
InsyaAllah Bhumi selesai” balas Bhumi sambil tersenyum
“iya, pasti nenek doakan nak” jawab nenek
“disini memang seperti ini, tadi nenek setelah sholat
tahajud berencana untuk sholat sendiri dirumah, karena nenek tahu bahwa habis
lebaran seperti ini pasti tidak ada jamaah di masjid kita itu, semua pada pergi
ke kampong halaman nya masing-masing, tapi alhamdulillah tadi sebelum sholat
kamu adzan nak, jadi nenek bisa sholat berjamaah dimasjid, bisa mendapatkan 27
kali lipat pahalanya” ucap nenek
“Oh iya nek” Bhumi tertunduk
Bhumi tersentak, entah apa yang ada di benak nya, malu lebih
tepatnya, dia yang masih 21 tahun saja terkadang masih sholat di rumah, masih
sering menunda shalat, masih sering malas pergi ke masjid. Lihatlah masjid itu
rindu akan kesetiaan jamaah nya selama bulan ramadhan, dia menangis, kemana
jamaah setia ku yang biasanya sholat berjamaah disini? dimana jamaah ku yang
biasanya melantunkan ayat al quran disini selama ramadhan itu? dimana para jamaah
yang rajin menunggui adzan maghribku ?
Oh dear, kalian yang masih muda, yang masih terlelap dikala
adzan subuh dikumandangkan, apa kalian tidak malu? Ah, seandainya kalian tahu,
jejak kalian di pagi buta itu akan menjadi saksi di hari akhir nanti, ketika
mulut kalian tidak bisa menjadi saksi.
Oh dear, kalian yang masih muda, kalian tahu apa nikmat yang
paling sering dilupakan? Nikmat sehat dan waktu luang, kalian masih bugar, apa
kalian tidak malu dengan nenek khadijah? Jalannya pun sudah tertatih tapi
sangat rajin pergi ke masjid.
“Ah, terimakasih atas hikmah di subuh ini Tuhan, yang aku
tahu, ketika aku berjalan menuju Mu, Engkau akan berlari menuju Ku, ijinkan aku
untuk selalu mencintai Mu dengan sepenuh hati, menapaki jejak yang rosul Mu
dulu telah lakukan, menjadi semanfaat manfaatnya umat” ucap Bhumi dalam hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika tidak ada acount silahkan pilih anonim,lalu ketik nama setelah komentar .