Hari itu, di masjid nurul ashri, didekat rumahnya, seusai sholat maghrib berjamaah, Bhumi terlihat murung, mukanya tidak secerah biasanya, sedih, pandangan nya lebih banyak kosong, senyuman dari bibirnya pun lebih lebih jarang terlihat, duduk termenung di dekat kolam ikan tempat favoritnya itu, ya biasanya jika sedang jenuh, tempat itu lah yang menjadi favoritnya, hanya untuk sekedar melihat 9 ikan koi besar yang ada didalam kolam yang dihiasi air mancur didalamnya, hanya duduk, entah kemana pikirannya melayang, namun pandangan nya kosong ke depan...bersandar pada sebuah tiang masjid, tempat favoritnya dari dulu...
"Assalamualaikum, Bhum" seorang setengah baya mendatanginya sambil tersenyum, wajah nya sejuk sekali, meneduhkan siapapun yang melihatnya, wajah yang sering dibasuh air wudhu, ah memang, akhlak mulia selalu ditukar dengan wajah yang menyenangkan, biasanya orang didesa nya memanggilnya dengan Mbah Kakung, imam masjid ini
"Waalaikumsalam, mbah" wajah Bhumi serontak kaget, namun segera tangan nya menyalami tangan mbah sambil mencium nya
suasana kembali hening, wajah meneduhkan itu juga seakan ikut menikmati pemandangan kolam ikan dan duduk disamping Bhumi
"lihatlah ikan-ikan itu anakku, mereka adalah ikan pilihan, sepertinya memang dianugerahkan Tuhan untuk dapat menghibur seseorang" ucap Mbah kakung sambil terus menikmati pemandangan yang ada di depannya
begitupun dengan Bhumi, ia sedikit menoleh ke arah Mbah Kakung, dan kembali melihat kedepan sambil menunduk tanda setuju
"Mbah, bukannya Allah sudah berjanji? sesudah kesulitan pasti ada kemudahan? tapi kenapa aku tak melihat janji kemudahan itu datang ya mbah? malah aku selalu ditimpa musibah , bahkan sakit" Bhumi akhirnya mengeluarkan apa yang ada dibenaknya selama ini
Mbah Kakung hanya tersenyum, dan menjawab "anakku, itu tandanya kamu lagi disayang sama Allah, Allah pengen lebih deket sama kamu, pengen kamu lebih manja ke Dia"
Bhumi masih tak mengerti apa yang di maksud mbah kakung tadi, "lantas? kalau sayang kenapa Allah tidak menolongku? menyelesaikan semua permasalahan yang ada selama ini? padahal aku sudah melakukan usaha semaksimal mungkin, ah ada ada saja " Bhumi berkata dalam hati
"anakku, setiap pagi mbah selalu pergi ke sawah untuk menuai padi, mbah selalu menjaga sawah agar selalu tumbuh sampai tiba saatnya untuk di petik padi nya, namun mbah juga tidak lupa untuk menjaga sawah agar selalu ditumbuhi rumput, hal itu mbah lakukan juga untuk menjaga kesuburan sawah mbah, kalau mbah hanya menanam rumput, maka mbah tidak akan dapat padi, dan belum tentu juga rumputnya bisa tumbuh" Mbah Kakung mulai bercerita
"kamu mengerti maksudnya nak?" tanya Mbah Kakung kepada Bhumi
Bhumi menggeleng tanda tak mengerti
"baiklah Mbah jelaskan, ibaratkan padi adalah akhirat, rumput adalah dunia, maka kerjarlah akhiratmu, tapi jangan lupakan duniamu, mungkin kamu terlalu asik dengan dunia mu, kamu terlalu mengejar duniamu, sampai kamu lupa tujuan awal diciptakannya manusia ya untuk nyembah Allah, Allah mungkin lagi 'nyentil' keasyikanmu dengan dunia, pengen kamu kembali lagi ke jalur yang semestinya"
Bhumi terdiam tertunduk
"mungkin kamu masih terlalu memfokuskan diri kamu ke 'rumput' sampai lupa bahwa tujuan awal kamu ya 'menuai padi' , mungkin kamu terlalu fokus dengan pekerjaan mu sampai panggilan azan pun sudah tidak menggetarkan hatimu, kamu tunda shalat mu demi mengejar dunia mu"
"Allah buat kamu kesusahan pada saat kamu lalai supaya kamu menyadari kembali bahwa Dia lah tempat sebaik baiknya memohon dan meminta pertolongan seperti yang sering kamu baca di al fatihah shalatmu itu"
"Allah buat kamu sakit karena Allah pengen ngapus dosa-dosa yang ada di dirimu yang mungkin tidak sadar melakukan kemaksiatan, Allah mau meringankan siksaan mu diakhirat dengan dibalas di dunia"
"kalau begitu, bukan kah itu tanda sayang nya Allah ke kamu nak? dia tidak membiarkan kamu belok terlalu jauh nak, dia ingin bermanja manja lagi dengan mu di sepertiga malam yang dulu kamu sering lakukan tapi jarang lagi kau lakukan karena kesibukan dunia mu itu"
masuk, jauh kedalam hati Bhumi, dalam tundukannya matanya terpejam, sungguh ia telah banyak melupakan Allah, menunda shalat, melakukan maksiat, bahkan sunnah yang dulu ia kerjakan mulai pudar karena kesibukannya, ia menangis dalam tundukannya, mengucap istighfar sebanyak mungkin
Mbah Kakung melihatnya dengan penuh haru, iya tepuk pundak Bhumi, "sudahlah, Allah maha pengasih lagi maha penyayang, minta ampun sama Allah, dengan minta ampun insyaAllah sudah menyelesaikan setengah masalah mu nak, mari kita siap siap shalat isya, kamu yang azan ya" ucap Mbah Kakung lagi kagi dengan muka teduh nya
ah, kalian tahu, hidup ini sesungguhnya sederhana, hanya untuk beribadah kepada Allah, ya niatkan saja semua nya untuk ibadah, memulai dengan bismillah, mengakhiri dengan alhamdulillah, meniatkannya untuk beribadah, ya sesederhana itu memang
"dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS Al-Qashash [28]:77"
"akhirat itu penuh kepastian, dunia itu penuh kemungkinan
kejar yang pasti, jangan lupakan yang mungkin'"
semoga bermanfaat :)
ah men..kau selalu seperti itu..:'(
BalasHapusseperti itu bagaimana men? hehe
Hapus