“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”- tere liye
Bahwa hidup harus menerima… penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus
mengerti… pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami… pemahaman
yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman
itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan
menyakitkan.
Cerita tentang seorang gadis cilik yang menjadi saksi kerasnya kehidupan tumbuh anggun menjadi gadis anggun yang pintar. Gadis yang bersama adik dan ibunya itu pernah menjalani masa-masa
sulit sepeninggal ayah mereka. Masa-masa harus meninggalkan sekolah,
tinggal di rumah kardus, mengamen dan makan tak teratur. Sampai ada satu
malaikat yang muncul di tengah kehidupan mereka. Seorang malaikat yang
Tania bersumpah akan menuruti semua kata-katanya, keinginannya dan
sumpahnya pada ibunya, Tania hanya akan menangis karena seseorang itu...
berharap "malaikat" itu bisa mencintainya ketika dia sudah tumbuh dewasa kelak
namun, hidup memang terkadang hanya menjadi sebuah penerimaan, ikhlas...
"Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu,
bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada
seorang wanita terabsurd sekalipun."- tere liye
Karena soal perasaan selalu sederhana, seperti mengucap "aku serahkan hidup matiku hanya untuk Mu" disujud sepertiga malam itu, karena soal perasaan selalu berakhir indah ketika semua pengharapan itu hanya ditujukan pada-Nya, selalu indah , seindah goresan sabda Mu dalam kitabku...
dalem kata-katanya
BalasHapusnumpang blogwalking smoga Mas Admin mau bales kunjungan saya amin
iya, semoga manfaat :)
Hapus