Entah mengapa kecantikan matahari tampak begitu menakjubkan justru saat ia akan meniada. Seluruh reaksi dalam mekanisme diri manusia menjadi lebih inferior dibandingkan dengan refleksi pada saat-saat itu.
"Lala, kamu tau salah satu bentuk manifestasi kasih sayang Tuhan ke kita?" Ucap Bhumi sambil tersenyum
"Apa itu bhum?" Lala menjawab sambil mengerutkan dahi nya
"Tuhan menghidayahi kita akan indahnya senja, lalu kita tak berhenti memujiNya. Gak semua orang dapet nikmat ini" jawab Bhumi dengan tatapan datar ke arah senja
"Kamu tau apa yang melebihi nikmat itu?" Lala menatap penuh wajah Bhumi
"Hmm.. apa itu?" jawab Bhumi
"Indahnya senja itu kita nikmati bersama, kamu dan aku" lala menjawab sambil tersenyum dan meletakkan kepala nya di pundak Bhumi
Bhumi tersenyum dan kembali menikmati senja itu berdua
Minggu, 17 Desember 2017
Minggu, 20 Agustus 2017
realism magis
A : kenapa lo suka banget genre 'realism magis'? padahal banyak sekali genre novel2 lainnya yang gak kalah menarik?
B : hmm.. dalam cerita 'realism magis', setiap bagian cerita yang sifatnya diluar nalar kebanyakan akan diterima "as it is", dianggap suatu hal yang biasa tanpa pertanyaan dan penolakan
A : gak menjawab tau !
B : setiap hari gue udah berkecimpung di dalam paradigma nalar dan logis yang udah kental, baca novel itu bagian dari "escaping" gue dari dunia sehari hari, kalau lo cuma baca novel2 biasa yang berorientasi logis ya apa bedanya? kalau mau kabur, sekalian aja.
A : haha.. bukan nya mempertanyakan suatu hal diluar nalar itu bagus?
B : memang bagus, tapi adakalanya lo harus belajar, ada hal-hal diluar nalar yang gak pernah bisa kita pahami, kecuali dengan berserah. jadi lo bisa nikmatin hidup lo.
A : sok puitis !
B : hmm.. dalam cerita 'realism magis', setiap bagian cerita yang sifatnya diluar nalar kebanyakan akan diterima "as it is", dianggap suatu hal yang biasa tanpa pertanyaan dan penolakan
A : gak menjawab tau !
B : setiap hari gue udah berkecimpung di dalam paradigma nalar dan logis yang udah kental, baca novel itu bagian dari "escaping" gue dari dunia sehari hari, kalau lo cuma baca novel2 biasa yang berorientasi logis ya apa bedanya? kalau mau kabur, sekalian aja.
A : haha.. bukan nya mempertanyakan suatu hal diluar nalar itu bagus?
B : memang bagus, tapi adakalanya lo harus belajar, ada hal-hal diluar nalar yang gak pernah bisa kita pahami, kecuali dengan berserah. jadi lo bisa nikmatin hidup lo.
A : sok puitis !
spiritualis
A : gue pikir manusia itu bukan cuma makhluk sosial, tapi juga sebagai makhluk spiritual
B : kenapa?
A : karena kita selalu nyari makna, dan makna cuma bisa didapet ketika menyadari bahwa kita adalah makhluk spiritual
B : apa makhluk sosial gak bisa dapetin makna?
A : tendensi manusia mencari makna hanya ketika dia menyerah dengan beban kehampaan yang dia alami, mau gak mau kita mencari makna, biar gak kosong.
B : apa setiap tindakan kita harus kita cari makna nya?
A : ya, seperti seni, walaupun perpekstif kita beda, tapi selalu ada makna didalamnya
B : kenapa?
A : karena kita selalu nyari makna, dan makna cuma bisa didapet ketika menyadari bahwa kita adalah makhluk spiritual
B : apa makhluk sosial gak bisa dapetin makna?
A : tendensi manusia mencari makna hanya ketika dia menyerah dengan beban kehampaan yang dia alami, mau gak mau kita mencari makna, biar gak kosong.
B : apa setiap tindakan kita harus kita cari makna nya?
A : ya, seperti seni, walaupun perpekstif kita beda, tapi selalu ada makna didalamnya
Kamis, 01 Juni 2017
keberkahan
suatu hari ada seorang anak muda yang bertanya kepada imam Hasan al Bashri,
"wahai imam, aku melakukan maksiat, namun Allah masih memberiku rezeki" tanya anak muda tersebut.
kemudian sang imam bertanya kembali
"wahai anak muda, apakah kau semalam melakukan qiyamul lail?".
"tidak wahai imam" balas nya.
lalu apa yang diucapkan sang imam kepada anak muda tersebut ?
"wahai anak muda, ketahuilah sesungguhnya bagi orang yang beriman, hukuman terbesar bukanlah terputusnya rezeki, namun terputus nya munajat"
Aku pun sering bertanya dan mengalami sebuah kontemplasi yang cukup lama mengenai terminologi keberkahan dalam hidup. Berbagai pertanyaan mengenai keberkahan mencapai eskalasi nya sendiri di pikiranku.
"apakah keberkahan itu?"
"apakah hidup saya di berkahi? atau jangan jangan apa yang kupikir hidup ku ini sudah di berkahi namun itu hanya fatamorgana saja?"
"lalu apa indikator seseorang yang di berkahi? bagaimana metodologi preventif yang tepat untuk menganalisa hidup ini agar tidak terjerumus dalam istidraj?"
ziyadatul khair, itu jawaban nya. kebaikan yang terus bertumbuh.
kemarin maksiat, hari ini tidak mengulangi nya lagi
kemarin melakukan hanya yang wajib saja, hari ini melakukan yang wajib dan yang sunah
kemarin perkataan sering menyakiti sesama, hari ini hanya berkata baik atau diam
begitu seterusnya
indikator-indikator tersebut selalu tertuju pada hal-hal yang fitrah yang Allah turunkan kepada manusia, yaitu kebaikan.
semakin baik dirimu, semakin bermanfaat dirimu, ziyadatul khair.
semoga kita di bantu Allah untuk menjadi umat yang di berkahi, karena itulah sebenar benarnya tujuan hidup.
Allahualam.
"wahai imam, aku melakukan maksiat, namun Allah masih memberiku rezeki" tanya anak muda tersebut.
kemudian sang imam bertanya kembali
"wahai anak muda, apakah kau semalam melakukan qiyamul lail?".
"tidak wahai imam" balas nya.
lalu apa yang diucapkan sang imam kepada anak muda tersebut ?
"wahai anak muda, ketahuilah sesungguhnya bagi orang yang beriman, hukuman terbesar bukanlah terputusnya rezeki, namun terputus nya munajat"
Aku pun sering bertanya dan mengalami sebuah kontemplasi yang cukup lama mengenai terminologi keberkahan dalam hidup. Berbagai pertanyaan mengenai keberkahan mencapai eskalasi nya sendiri di pikiranku.
"apakah keberkahan itu?"
"apakah hidup saya di berkahi? atau jangan jangan apa yang kupikir hidup ku ini sudah di berkahi namun itu hanya fatamorgana saja?"
"lalu apa indikator seseorang yang di berkahi? bagaimana metodologi preventif yang tepat untuk menganalisa hidup ini agar tidak terjerumus dalam istidraj?"
ziyadatul khair, itu jawaban nya. kebaikan yang terus bertumbuh.
kemarin maksiat, hari ini tidak mengulangi nya lagi
kemarin melakukan hanya yang wajib saja, hari ini melakukan yang wajib dan yang sunah
kemarin perkataan sering menyakiti sesama, hari ini hanya berkata baik atau diam
begitu seterusnya
indikator-indikator tersebut selalu tertuju pada hal-hal yang fitrah yang Allah turunkan kepada manusia, yaitu kebaikan.
semakin baik dirimu, semakin bermanfaat dirimu, ziyadatul khair.
semoga kita di bantu Allah untuk menjadi umat yang di berkahi, karena itulah sebenar benarnya tujuan hidup.
Allahualam.
Langganan:
Postingan (Atom)