Rabu, 30 Mei 2012

ah, subahanAllah :)

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
 
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. 

Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..
 
Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?
 
Aku menjawab..
Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.
 
Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..

Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..
 
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..
 
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
 
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
 
Aku menjawab..
Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.
 
Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?
 
Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.
Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?
 
Pada akhirnya, akupun menjawab…
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..
Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…
 
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.
Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…
 
Seberat itukah?
 
Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…
 
dikutip dari blog mbak asa G. Lizadi :) 
 
ah, subahanAllah :)

mantep !

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pencinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”

“Kalau memang terlihat rumit, ragu2, kesana-kemari, tidak jelas, plintat-plintut, bikin sebal, sakit hati, lupakanlah. Segera lupakan. Urusan perasaan yg sejati selalu sederhana."

D. Tere Liye

Senin, 28 Mei 2012

sepatu dahlan


akhir-akhir ini aku sering dikamar, dengan alunan musik klasik tanpa kata, artinya aku sedang membaca buku, tapi sepertinya bukan buku pelajaran yang aku baca, ya dari dulu aku memang menyukai buku-buku pengembangan diri dan novel, kali ini yang kubaca adalah sepatu dahlan

mimpinya adalah memiliki sepatu, karena ia orang yang sangat miskin, jangankan sepatu, untuk makan sehari hari saja sudah susah,  sehari hari dahlan bangun jam 4 subuh, pergi bersama domba-dombanya, ketika matahari mulai muncul, dia pergi sekolah, tanpa sepatu, tanpa kendaraan, tapi baginya mimpinya adalah memiliki sepatu dan sepeda, begitu sederhana

disore itu, sang ibu yang sedang mbatik, dan dahlan mengungkapkan keinginannya untuk membeli sepatu,
"iya nak, nanti setelah uang ibu telah terkumpul, ibu akan belikan kamu sepatu" ucapnya sambil tersenyum
baginya tidak ada yang lebih manis daripada itu, janji yang begitu indah dan ditemani dengan senyuman yang meneduhkan
namun, belum sepatu itu terbeli, sang ibu sudah pergi meninggalkan dahlan, untuk selamanya

dahlan, seorang anak yang pekerja keras, dan akhirnya bisa membeli sepatu dan sepeda impiannya dengan hasil keringatnya sendiri
aku hanya perlu seminggu menghabiskan buku yang tebalnya kira-kira 4 cm ini,

ya selalu ada cara untuk mengevaluasi diri, melihat sudut pandang dari sudut yang berbeda, merasakan rasa dari keadaan yang berbeda, membaca novel salah satu nya

selamat membaca :)

Jumat, 25 Mei 2012

hari ini banyak malaikat ya :)

sudah 3 hari aku dan teman-teman berjualan semacam minuman dan makanan di salah satu hotel berbintang untuk misi sosial, yah seperti halnya biasa, tidak ada yang spesial di siang itu, dan cerita dimulai, ketika sedang asyik mengobrol dengan si wati yang pada saat itu menemaniku berjualan , tiba-tiba ada bule wanita datang menghampiri kami dan kami pun berdiri menawarkan beberapa produk makanan dan minuman yang kami punya.

"can you give me fifty thousand?" dia sambil menunjukkan uang seratus ribuan
kami bingung, kami kira beliau mau menukarkan uang seratus ribu nya dengan uang 50 ribuan yang berjumlah dua, kebetulan pada saat itu tidak ada, dan saya pun menjawab " oh sorry mam, we don't have any" *sok bahasa inggris sedikit

namun si bule kembali menjawab "oh no, just give me fifty thousand and i'll give you this, this is for social, for this" sambil menunjukkan uang seratus ribunya dan menunjuk ke arah pamflet sosial yang kami buat
*hening sejenak

oh , dan akhirnya kami memberi beliau 50 ribu, dan beliau memberi kami 100 ribu
"thank you very much mam" kami pun tersenyum, dan beliau pun membalas senyum setelah itu beliau pergi,

aku dan wati saling menatap sejenak
"so sweet ya wat" ujarku
"ah, iya dit so sweet banget" katanya sambil menaruh uang seratus ribu yang baru saja diambil
"hari ini banyak malaikat ya wat" kataku sambil tersenyum
dan wati hanya tersenyum setelah sebelumnya pun ada pemuda indonesia yang membeli produk jualan kami tanpa tawar dan tanpa ekspresi

dalam hati ku aku berdoa
"ya Allah, ijinkan aku untuk menjadi orang yang besar pengaruhnya, yang kaya raya, namun ijinkan aku untuk selalu menyederhanakan sikapku dengan selalu berbagi kepada mereka yang membutuhkan, ijinkan aku untuk menjadi kran rezeki bagi hamba-hambamu yang lain, ijinkan aku Tuhan"

sore itu aku pulang dengan segenggam impian, semoga kelak, ketika aku menjadi orang besar, memiliki sekolah, tidak ada lagi anak yatim piatu yang kesusahan dalam belajar, mereka bisa belajar dan mengajar di sekolah ku, kelak...
amin

Sabtu, 19 Mei 2012

para pendamping nabi

“Aku dan orang-orang yang mencintai anak yatim seperti dua jari ini di surga nanti..” begitu kata kanjeng Nabi..

Jogja, 1985
Aku ingat sosok bungkuk berambut putih itu, jalannya cepat dengan kain jarik yang membalut tubuhnya, namanya Mbah Pawiro, orang-orang di desaku memanggilnya mbah Ro untuk menyingkat namanya. Di usianya yang sudah sepuh mbah Ro tidak pernah diam, dia masih sering keliling desa, ke sawah dan bertandang ke rumah tetangga. Rumahnya di barat desa sangat sederhana, hanya bangunan bambu dengan dinding dari gedeg (bambu anyaman) di semua sisinya. Kata ibuku mbah Ro putri ini dulu waktu muda adalah ledek (penari) yang  berkeliling dari desa kedesa, sampai akhirnya menikah dengan mbah Pawiro Kakung dan tinggal di desa ini. Mereka tidak memiliki anak, dimasa tuanya mbah Ro merawat 3 orang anak kecil yang ditinggal mati ibunya.. mereka piatu, sementara ayahnya jadi duda yang tidak bekerja. Tiga anak inilah yang tiap hari dimandikan, diberi makan oleh mbah Ro.
Hari menjelang magrib, Bapakku yang tugas jadi tentara di Jakarta hari ini pulang ke desa, bapak jadi orang yang dihormati di desa waktu itu, tentara yang pulang dengan seragam hijaunya, para tetangga sering menyapa jika bapak pulang... “ooo Pak Ratno sampun kundur..”
Mbak Pawiro datang kerumah sore itu, dengan badan bungkuknya dia bertemu dengan bapak di ruang tamu, aku mendengar percakapan mereka.
“duuuh Pak Ratnooo.., kulo nyuwun tulung nek wonten beras kagem putu-putu kulo, niki sek esuk dereng kelebon sekul...” mbah Pawiro nembung beras untuk tiga anak yang diasuhnya itu. Suaranya mengayun menghiba mohon belas kasihan, Bapak memberi beberapa lembar uang ribuan yang cukup untuk membeli beberapa liter beras waktu itu, Mbah Pawiro menghujani dengan ucapan terimakasih yang tercecer-cecer hingga ke jalan...
Begitulah wanita bekas ledek itu menutup hari tuanya, merawat anak-anak tanpa orang tua yang kelaparan, hingga akhir hidupnya, bahkan dia rela menjadi peminta-minta agar perut anak-anak itu tidak kelaparan dan tidur dengan perut penuh rintihan....
Mbah Pawiro meninggal hari itu.. segenap tetangga mengantar dengan hikmat hingga ke pemakaman, anak-anak tanpa ibu yang di rawatnya kini kehilangan simbah yang melindunginya.

Hari berlalu, bulan, tahun berganti...
Hari ini Mbah Pawiro kakung meninggal dunia, 7 tahun sudah sejak Mbah Pawiro putri menghadap Illahi, warga sepakat simbah kakung dimakamkan bersebelahan dengan simbah Putri. Warga yang bertugas menggali kubur mulai mencangkul tanah disamping makam itu. Satu-persatu tanah dalam ember diangkat keatas, hingga kedalaman dua meter mereka melihat sesuatu yang ajaib di depan mata mereka. Kain kafan yang membungkus jenazah Mbah Pawiro putri masih putih bersih, utuh, tidak rusak walaupun tujuh tahun sudah berlalu, walaupun terpendam di dalam tanah bersama ulat, cacing dan jutaan makhluk pengurai.. Para warga yang terkesima dengan pemandangan itu lalu merapikan sisi kain kafan yang menonjol, memberi ruang yang rapi untuk jenazah mbah Pawiro kakung yang akan dimakamkan sore nanti...
Cerita itu menjadi bahan pembicaraan turun temurun di desaku, hingga ibuku bercerita kepadaku sambil kami ngobrol di meja makan minggu lalu..
Soto ayam buatan ibuku teteeep paling enak sedunia! Aku selalu nambah porsinya... ssrrruuppp!
 
dikutip dari tulisan mas @saptuari :)

Minggu, 13 Mei 2012

nikmat tiada tara

terkadang kita memang tidak bisa berdoa apa apa, bukan karena tidak tahu, karena sudah amat banyak anugerah yang Allah berikan kepada kita,
hanya merunduk, sedikit tersenyum, lalu meneteskan air mata bahagia
terimakasih ya Allah, alangkah banyak anugerah dan nikmat yang telah engkau berikan :)
mencintai dan dicintai seseorang adalah suatu kebahagiaan
mencintai dan dicintai Engkau adalah suatu nikmat tiada tara
alhamdulilah

#setelah evaluasi mingguan, banyak hal yang aku lalai syukuri minggu ini, banyak lalai yang aku kerjakan, aku malu